Akhir-akhir
ini penyakit virus kuning pada cabai telah mengakibatkan kerugian di
berbagai sentra produksi cabai di Indonesia. Di DIY, Jawa Tengah,
Sumatera Barat dan Lampung, epidemi penyakit ini telah menyebabkan
kerugian bagi petani hingga mencapai milyaran rupiah. Samapai sekarang
belum ditemukan varietas cabai yang tahan terhadap penyakit ini. Virus
mempunyai kisaran inang yang luas dan mampu menginfeksi beberapa jenis
tanaman, diantaranya tomat dan gulma wedusan/babadotan (Ageratum
conyzoides). Tanaman
cabai yang terserang virus ini menunjukkan gejala: daun menguning
cerah/pucat, daun keriting (curl), daun kecil-kecil, tanaman kerdil,
bunga rontok, tanaman tinggal ranting dan batang saja, kemudian mati
(Gambar 1). Infeksi virus pada awal pertumbuhan tanaman menyebabkan
tanaman menjadi kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Gejala
kuning dapat dilihat dari kejauhan. Sedangkan gejala pada tanaman tomat
adalah berupa tepi daun menguning atau pucat dan melekuk ke atas
seperti mangkok (cupping),daun mengeras, daun mengecil dan tumbuh
tegak, tanaman menjadi kerdil apabila terinfeksi virus sejak awal
pertumbuhan (Gambar 2).Penyakit
kuning cabai di Indonesia disebabkan oleh virus dari kelompok/Genus
Begomovirus (singkatan dari: Bean golden mosaic virus), Famili
Geminiviridae. Geminivirus dicirikan dengan bentuk partikel kembar
berpasangan (geminate) dengan ukuran sekitar 30 x 20 nm. Di Cuba,
penyakit kuning pada cabai disebakan oleh Tomato yellow leaf curl virus
(TYLCV).
Virus ditularkan oleh kutu putih atau kutu kebul (Bemisia tabaci)
secara persisten yang berarti selama hidupnya virus terkandung di dalam
tubuh kutu tersebut (Gambar 4). Virus tidak ditularkan lewat biji dan
juga tidak ditularkan lewat kontak langsung antar tanaman.
Pengendalian penyakit yang dianjurkan adalah dengan menerapkan
Manajemen Kesehatan Tanaman, artinya tanaman harus dikelola agar selalu
tetap sehat, karena tanaman yang sehat akan lebih tahan terhadap
infeksi virus. Pengendalian penyakit meliputi:
(1) Pengolahan tanah dan pemupukan berimbang,
(2) Penggunaan bibit sehat, yaitu:
(a) pengerudungan persemaian menggunakan kain kasa/kelambu;
(b) tempat persemaian yang terisolasi jauh dari lahan yang terserang penyakit;
(c) semai dilindungi dengan pestisida nabati seperti nimba, ekstrak tembakau,
(d) perlindungan dengan pestisida kimiawi dapat dilakukan secara bijaksana,
(3) Sanitasi lingkungan di sekitar pertanaman cabai termasuk
menghilangkan gulma dan eradikasi tanaman sakit sejak awal pertumbuhan,
(4) Mengatur waktu tanam agar tidak bersamaan dengan tingginya populasi
serangga penular, jarak tanam yang tidak terlalu rapat, dan pergiliran
tanaman dengan tanaman yang bukan inang dari virus maupun serangga,
(5) Pengendalian dengan insektisida kimiawi secara bijaksana, misalnya
yang berbahan aktif imidacloprid, penyemprotan kutu putih sebaiknya
dilakukan pada pagi hari antara jam 06:00-10.00
(6) Tanaman tahan atau toleran terhadap virus maupun serangga penular.
Sumber : http://agriculturproduct.blogspot.com/2012/01/cara-pengendalian-virus-di-tanaman.html
Cari Artikel di Label Blog Ini
Anime
(8)
Anti Virus
(30)
Ayo Dance
(12)
Browser
(25)
Food
(7)
Games
(56)
Hacker
(14)
Knowledge
(484)
Media Player
(18)
Misteri
(78)
Ninja Saga
(41)
Other
(126)
Pendidikan
(129)
Point Blank
(334)
Serba 7
(58)
Sofware
(157)
Tips
(179)
Tips Blog
(44)
Tips Komputer
(27)
Posting Komentar