Ilustrasi:
BEIJING
- Seorang biksuni Budha dikabarkan tewas setelah melakukan aksi bakar
diri China. Biksuni pertama yang tewas akibat aksi bakar ini, merupakan
bentuk atas tindakan represif dari Pemerintah China.
Tenzin
Wangmo mendesak diterapkannya kebebasan beragama, dan aksi ini menjadi
bentuk protesnya terhadap Pemerintah China. Biksu perempuan itu menyulut
api pada tubuhnya sendiri di Kota Aba, Provinsi Sichuan.
Warga
lokal mengaku mendengar berita adanya biksuni berusia 20 tahun yang
meninggal akibat melakukan aksi bakar diri. Tetapi mereka menolak untuk
memberikan detil dari insiden ini.
Kelompok
Free Tibet yang berada di London, Inggris, mengatakan kematian dari
biksuni terjadi satu hari setelah pasukan keamanan China menembak hingga
tewas dua warga Tibet yang tengah melakukan aksi protes serupa di
Provinsi Sichuan.
"Makin
banyak biksu Tibet yang bersedia untuk mengorbankan dirinya sendiri
demi mendapatkan kebebasan beragama," pernyataan Free Tibet seperti
dikutip AFP, Rabu (19/10/2011).
Sementara
lembaga International Campaign for Tiber (ICT) menilai, kematian
biksuni tersebut merupakan buah kebijakan yang buruk dari China dan
sudah berlangsung tidak hanya lima terakhir, tetapi dalam waktu 50 tahun
belakangan.
Sejak
Maret lalu, tercatat delapan biksu Tibet yang melakukan aksi bakar diri
di Aba. Awalnya aksi ini dilakukan oleh seorang biksu muda bernama
Phuntsong. Biksu itu membakar dirinya di tengah-tengah perayaan tiga
tahun pergerakan anti-pemerintah yang berlangsung di Aba.
Aksi
bakar diri Phuntsong ini memicu terjadinya protes anti-Pemerintah
China. Sedangkan biara tempat Phuntsong bermukim, saat ini sudah ditutup
oleh Pemerintah China.
Melihat
maraknya aksi bakar diri pada biksu, Amerika Serikat (AS) mendesak
China agar menghormati hak-hak warga Tibet. AS juga mengutarakan
kekhawatirannya akan adanya peristiwa bakar diri yang akan lebih banyak
lagi dilakukan oleh para biksu.
Posting Komentar