Ilustrasi (foto : Google)
LOS ANGELES
- Para ilmuwan kebingunan dengan temuan barunya. Ternyata, di wilayah
luar sistem tata surya yang tidak terjangkau pengaruh Matahari,
terdapat banyak atom oksigen mengambang bebas.
Para
ilmuwan tidak yakin mengapa wilayah tersebut memiliki banyak atom
oksigen, namun mereka yakin bahwa terdapat kemungkinan adanya unsur
pendukung kehidupan yang tersembunyi di antara debu atau es.
"Kami
menemukan ini teka-teki besar bahwa materi di luar tata surya kita
tidak seperti yang ada di bagian dalam," kata David McComas dari
Southwest Research Institute di San Antonio, Texas.
Seperti dilansir Associated Press,
Jumat (3/2/2012), penemuan ini berasal dari pesawat ruang angkasa NASA
Interstellar Boundary Explorer (Ibex), yang diluncurkan pada tahun
2008 untuk mempelajari kekacauan wilayah perbatasan tempat angin
Matahari berbenturan dengan gas dingin dari ruang antar bintang.
Mengelilingi
200.000 mil di atas Bumi, satelit Ibex memergoki partikel-partikel
yang mengalir ke dalam sistem tata surya. Sebuah gelembung pelindung
yang melingkupi Matahari dan planet-planet mencegah menyusupnya radiasi
kosmik berbahaya, tetapi partikel netral dapat lewat dengan bebas,
sehingga memungkinkan Ibex untuk memetakan distribusi mereka.
Menurut
para ilmuwan, kehadiran ruang tanpa oksigen di luar tata surya tidak
akan berpengaruh pada pencarian planet yang menyerupai bumi. Geoff Marcy
dari University of California, Berkeley mengatakan ada banyak oksigen
dalam semua bintang di galaksi dan di dalam bahan asal terbentuknya
bintang-bintang dan planet.
Sementara
Ibex mengelilingi tepi tata surya dari orbit Bumi, pesawat ruang
angkasa kembar bertenaga nuklir Voyager berada di tepi tata surya.
Diluncurkan pada 1977, pesawat ruang angkasa Voyager telah
mengeksplorasi batas tata surya sejak tahun 2004.
Para
ilmuwan mengatakan, dalam hitungan bulan atau tahun, Voyager 1 akan
keluar dari tata surya dan menjadi satelit buatan manusia pertama yang
menyeberang ke ruang antar bintang.
Posting Komentar